Tantangan yang di Alami Anak-anak Penderita ADHD Pada Saat Kelas Virtual – Kebanyakan anak dengan Penderita ADHD, gangguan jiwa yang menyebabkan anak sulit berkonsentrasi, impulsif dan hiperaktif, dan meskipun ada perubahan dalam proses pengajaran, mereka tetap berkutat dengan aktivitas sekolah.
Tantangan yang di Alami Anak-anak Penderita ADHD Pada Saat Kelas Virtual
adhd-tm – Padahal sejak pandemi ini, anak-anak saat ini mengalami banyak perubahan di lingkungan belajar. Banyak juga sekolah berpindah dari sekolah tatap muka ke sekolah jarak jauh, ke pembelajaran di rumah dan pembelajaran online.
Dirangkum dari liputan6, Di awal tahun ajaran baru, beberapa sekolah akan melanjutkan studi regulernya melalui absensi virtual. Namun, beberapa akan menggunakan sistem hybrid sekolah tatap muka dan virtual. Disisi lain, tidak hanya menutup kemungkinan sekolah kembali ke kampus untuk melaksanakan kegiatan belajar tatap muka, namun menyesuaikan kesepakatan kesehatan melalui regulasi baru.
Kondisi belajar yang berubah ini membawa tantangan baru bagi anak-anak ADHD. Di antara banyak tantangan, berikut ini merangkum beberapa tantangan yang mungkin dihadapi anak-anak dengan ADHD saat meluncurkan CDC dan halaman “Pencegahan”.
Baca juga : Disleksia Merupakan Efek dari ADHD
1. Membutuhkan Struktur Lebih
Anak-anak yang mengalami ADHD sangat membutuhkan struktur serta prediktabilitas lebih dari teman-temannya.
2. Kesulitan menjadi terlalu aktif
Aktivitas fisik dan olahraga penting bagi semua anak, terutama anak-anak ADHD. Pembelajaran virtual berarti duduk di depan komputer tanpa harus pergi ke kelas antar kelas, dan perubahan dalam kegiatan setelah kelas dapat berarti lebih sedikit kesempatan untuk kegiatan kelompok yang aktif. Ini bisa sangat sulit bagi anak-anak yang berjuang untuk menjadi hiperaktif.
3. Melawan kebosanan
Anak-anak dengan ADHD berjuang lebih keras dengan kebosanan dan mencurahkan kekuatan otak mereka untuk tugas-tugas yang menantang. Pembelajaran virtual atau sekolah tatap muka dengan lebih banyak aturan dapat mengurangi hal baru dan kegembiraan, membuat anak-anak dengan ADHD bosan, dan membuat mereka terus belajar.
4. Ada lebih sedikit kesempatan untuk membangun hubungan dan interaksi
Anak-anak dengan ADHD lebih cenderung memiliki hubungan sosial daripada teman sebayanya, jadi lebih sedikit kesempatan untuk interaksi bebas berarti lebih sedikit waktu untuk melatih keterampilan sosial dan membangun hubungan.
5. Perubahan kondisi belajar
Untuk anak-anak dengan ADHD, transisi dapat menjadi tantangan. Orang tua harus menghabiskan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah, pekerjaan rumah dan kegiatan keluarga di ruangan yang sama, dan orang tua mungkin juga perlu melakukan pekerjaan mereka sendiri, yang akan memberikan tekanan ekstra pada siswa dan orang tua.
Baca juga : Manfaat Olahraga Kuda Polo untuk Kesehatan
6. Selain ADHD, ada penyakit lain
Selain ADHD, anak ADHD juga memiliki penyakit stres lainnya. Perubahan sosial dan isolasi yang terkait dengan pembelajaran virtual menjadi lebih sulit.
Namun, beberapa anak dengan ADHD mungkin merespons perubahan tertentu secara positif. Misalnya, pembelajaran virtual dapat mengurangi gangguan bagi anak-anak yang kesulitan mengabaikan orang lain di sekitarnya.
Belajar di ruangan yang nyaman dapat membantu beberapa anak berkonsentrasi. Karena jadwal mereka yang lebih sedikit, beberapa anak mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk mendapatkan tidur yang mereka butuhkan. Karena pada dasarnya setiap anak dapat bereaksi berbeda terhadap perubahan lingkungan.